Tuesday, October 9, 2007

-saya sayang abah-

Suatu ketika, ada seorang anak perempuan yang bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.

Anak perempuan itu bertanya pada ayahnya : "Ayah, mengapa wajah ayah kian berkerut-merut dengan badan ayah yang kian hari kian terbungkuk?" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : "Sebab aku laki-laki." Itulah jawapan ayahnya. Anak perempuan itu bergumam : "Aku tidak mengerti." Dengan kerut-kening kerana jawapan ayahnya membuatnya termenung rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak perempuan itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian ayahnya mengatakan : "Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki." Demikian bisik ayahnya, yang membuat anak perempuan itu tambah kebingungan.

Kerana penasaran, kemudian anak perempuan itu menghampiri ibunya lalu bertanya kepada ibunya : "Ibu, mengapa wajah ayah jadi berkerut-merut dan badannya kian hari kian terbungkuk? Dan sepertinya ayah menjadi demikian tanpa ada keluhan dan rasa sakit?"

Ibunya menjawab : "Anakku, jika seorang laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga itu memang akan demikian." Hanya itu jawapan sang ibu. Anak perempuan itupun kemudian membesar menjadi dewasa, tetapi dia tetap saja penasaran, mengapa wajah ayahnya yang tadinya tampan menjadi berkerut-merut dan badannya menjadi terbungkuk-bungkuk?

Hingga pada suatu malam, anak perempuan itu bermimpi. Di dalam mimpi itu seolah-olah dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali.

Dan kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat sebagai jawapan rasa penasarannya selama ini.

"Saat Ku-ciptakan Laki-laki, aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga, dia senantiasa akan berusaha untuk menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."

"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting-tulang menghidupi seluruh keluarganya dan kegagahannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari sesuap nasi yang berasal dari tetes keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun seringkali dia mendapat cercaan dari anak-anaknya."

"Ku-berikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah, demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari, demi keluarganya dia merelakan badannya berbasah kuyup kedinginan kerana tersiram hujan dan dihembus angin, dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya, dan yang selalu dia ingat, adalah di saat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih-payahnya."

"Ku berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya keletihan dan kesakitan kerapkali menyerangnya."

"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya, di dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidaklah jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal perasaannya itu pula yang telah memberikan perlindungan rasa aman pada saat di mana anak-anaknya tertidur lelap. Serta sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan saling mengasihi sesama saudara."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengertian dan kesedaran terhadap anak-anaknya tentang saat kini dan saat mendatang, walaupun seringkali ditentang bahkan dilecehkan oleh anak-anaknya."

"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan, bahwa Isteri yang baik adalah Isteri yang setia terhadap Suaminya, Isteri yang baik adalah Isteri yang senantiasa menemani, dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada Isteri, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."

"Ku-berikan kerutan di wajahnya agar menjadi bukti, bahwa Laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikirnya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup di dalam keluarga bahagia dan badannya yang terbungkuk agar dapat membuktikan, bahwa sebagai Laki-laki yang bertanggungjawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan sekuat tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."

"Ku-berikan kepada Laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh Laki-laki, walaupun sebenarnya tanggung-jawab ini adalah amanah di dunia."

Terbangun anak perempuan itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa hingga menjelang subuh. Setelah itu dia hampiri kamar ayahnya yang sedang berdoa, ketika ayahnya berdiri anak perempuan itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayahnya. "Aku mendengar dan merasakan bebanmu, ayah."


p/s: teringat saat abah menekap telapak tangannya di dahi ini, apabila saya terlantar kat katil sebab demam..teringat saat abah mengurut kepala ini apabila mendapat migrain, walaupun tenaga abah masa itu hanya tenaga orang sakit, namun abah masih berusaha menggunakan kudratnya yang ada untuk membantu menghilangkan kesakitan saya..teringat masa kecik2 dulu, keriangan saat abah balik dari outstation sebab abah akan membeli buah tangan untuk kami..teringat yang abah suka tolong saya bila saya lawan chess ngan kakak saya, menyebabkan saya berharapan untuk menang, teringat dadih yang abah selalu bawa pulang lepas balik dari keje..saya suka sangat dadih tu. Teringat saat abah tolong saya buat folio pasal ‘cloning’..saat yang saya akan kenang sampai bila-bila. Teringat telur masak separuh yang selalu abah sediakan untuk kami pagi2 sebelum kami ke sekolah, walaupun tekak kurang menggemarinya namun kami adik-beradik akan sentiasa cuba untuk menghabiskannya. Teringat saat abah menghantar dan mengambil saya dari kelas malam kat sekolah..walaupun boleh berjalan kaki, tapi abah selalu bersedia dan ‘bertegas’ untuk melaksanakan tanggungjawabnya. Teringat masa kecik2 dulu, selalu sangat kena panggil balik oleh abah, sebab leka sangat main ngan kawan2 kt laman umah, selalu kena marah jgk sebab dah maghrib pun x reti2 nak balik lagi..huhuu. Segala kenangan yang telah lepas, tak kan berulang kembali..namun ianya akan dipahat kukuh di hati ini, sebagai suatu kurniaan yang tidak ternilai harganya..Buat abah, semoga cepat sembuh, saya rindu sangat..rindu sangat saat dulu. Namun saya sedar ianya takkan sama lagi..tapi abah cepatlah kembali, cepatlah sihat..kami semua rindukan abah. Tunggu saya pulang, saya akan berusaha pulang secepat mungkin. Saya tidak pernah ucapkan kat abah yang saya sayang abah, tapi saya harap akan ada kesempatan untuk saya melafazkannya nanti..abah kena sedar kembali ye. Saya harap akan ada kesempatan untuk saya mencium tangan abah, melafazkan kata-kata maaf dan betapa saya hargai setiap pengorbanan abah buat kami selama ini. Saya doakan yang terbaik buat abah, moga Allah akan memberi kekuatan buat abah untuk menghadapi ujian ini, moga abah akan terus bertahan. Moga Allah sentiasa redha dengan setiap denyut nadi abah, kehidupan abah dan moga Allah akan tempatkan abah di tempat yang terbaik, di dalam syurga-Nya. Walau apa pun yang akan berlaku nanti, saya doakan moga saya dan ahli keluarga yang lain akan terus tabah, dan redha dengan setiap ketentuan-Nya. Moga Allah akan redha dengan kita sekeluarga..ameen ya rabbal ‘alamin. Saya sayang abah!!

No comments: